Kamis, 03 November 2011

Anatomi Tumbuhan ( jaringan Epidermis


JARINGAN EPIDERMIS
            Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, biji, batang, dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan morfologi, sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi semacam rambut, sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. secara topografi dan ontogoni, epidermis merupakan jaringan yang seragam. Jaringan epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam zat lemak yang disebut kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk lapisan lilin yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan trikomata.

Ciri-ciri epidermis:
  1. Tersusun dari sel-sel hidup.
  2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
  3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel , bentuk seperti balok
  4. Tidak memiliki klorofil, kecuali pada tumbuhan paku
  5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
  6. dinding sel epidermis pucuk umumnya mengandung kitin yang mengendap di permukaan membentuk lapisan kutikula dan di luarnya masih mungkin terdapat lapisan lilin.
  7. Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).
Fungsi epidermis :
1.      sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
2.      sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
3.      sebagai pelindung terhadap perubahan toC
4.      sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan.
5.      Tempat masuknya air dan mineral pada akar muda.
6.      Untuk keluar masuknya O2 dan CO2.
7.      Epidermis daun untuk trasnpirasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBbwcvb-H_7cFlfg3dfuFgP9CPe_d2gis0I280scnduyriss3aB3xCTaQ6At7rnWa80DC_KhIYq1eSxgv5FglAKJH7ecIAQC7QuWPEWfKUSV9_vANEzF3nPQoGgm6hlqZIEzNchWTDKVE/s1600/Jaringan+pada+potongan+melintang.gif
Jaringan pada potongan melintang batang muda tumbuhan Dikotil

Turunan atau derivat jaringan epidermis
Ada banyak sel yang merupakan turunan atau derivat dari jaringan epidermis, antara lain trikoma, sel silika, sel gabus, sel buliform, sel litokis, sel penutup (stomata).

TRIKOMA
pada epidermis sering terdapat alat tambahan, baik yang unisel maupun multisel disebut trikoma. trikoma mempunyai struktur yang lebih padat, seperti tonjolan, struktur kelenjar, dan duri.
Berfungsi sebagai :
1.      Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
2.      Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
3.      Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
4.      Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
5.      Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun tembikar.
6.      Sebagai alat sekresi.
Pembagian Trikoma berdasarkan ada/tidaknya secret
a. Trikoma non glanduler (rambut biasa/rambut tak kelenjar)
Adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret.
Terdiri dari beberapa tipe:
·         Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih
·         Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak












·         Rambut bercabang, bersel banyak







Gambar 6
Dendroid hairs of Pterospermum
·         Rambut akar




                                                                                               





Rambut akar adalah  khas pada akar, tetapi dibawah kondisi tertentu rambut akar dapat berkembang pada bagian  lain tubuh tumbuhan. Rambut akar berkembang secara akropetal, yaitu kearah ujung akar. Rambut akar timbul sebagai papilla kecil pada atau dekat ujung apical sel. Jika setelah muncul papilla ini sel tersusun memanjang, rambut akar terletak agak berjarak dari ujung ini, namun posisi rambut akar akhirnya tetap terminal. Rambut akar memanjang diujungnya dengan dinding tipis dan lunak. Inti biasanya terletak dekat ujung pertumbuhan akar.
Rambut akar biasanya hanya hidup dalam waktu singkat, umumnya hanya beberapa hari. Dengan kematian rambut akar dan jika sel tidak mengelupas, dinding sel epidermis menjadi bergabus dan berlignin. Pada beberapa tumbuhan, dinding buku akar seperti ini menebal dan kehilangan kemampuan menyerap air dalam tanah.

b. Trikoma glanduler ( rambut kelenjar )
Trikoma ini disebut juga trikoma granduler, mengeluarkan sekret berbagai bahan antara lain larutan gum, larutan gula, dan terpentin. Trikoma granduler dapat tersusun oleh satu sel atau banyak sel. Trikoma granduler yang tersusun atas satu sel merupakan tonjolan kecil disebut papula atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua yang trikoma granduler terdiri atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu atau banyak sel. Sel kepala merupakan bagian sekretoris trikoma.












Gambar 11.
Drosera Colleters

SEL SILIKA
Sel silika merupakan turunan dari epidermis yang mengandung silika.
 

SEL GABUS
Pada sebagian besar akar dan batang berkayu, pembentukan gabus biasanya mengikuti dimulainya pembentukan xylem sekunder dan floem sekunder, dan jaringan gabus itu menggantikan epidermis sebagai pelindung bagian-bagian tumbuhan. Gabus atau felem, dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, yang mungkin juga membentuk feloderm (kulit gabus). Gabus dibentuk ke arah permukaan luar dari kambium gabus dan feloderm dibentuk ke arah
permukaan dalam dari kambium gabus. Secara bersama ketiga jaringan ini gabus, kambium gabus, dan feloderm membangun periderm.
 

SEL BULIFORM
Sel buliform merupakan sel epidermis yang mengalami perubahan ukran dan bentuk menyerupai kipas, oleh karena itu sering disebut sebagai sel kipas. Fungsinya untuk membuka dan menutupnya daun (daun menggulung).
          Sel kipas                                                         






                                   
SEL LITOKiS
Litokis merupakan derivate epidermis yang berisi calsium karbonat yang dinamakan sistolit
 
                                                                                                Litokis pada cannabis sativa
SEL PENUTUP (STOMATA)
pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang disebut sel penutup. sel penutup dengan lubangnya disebut stoma (stomata).
berdasarkan hubungan ontogoni antara sel penutup dan sel tetangga, stomata dapat dibedakan menjadi tiga :
1. stomata mesogen; sel tetangga yang mempunyai asal usul sama dengan sel penutup.
2. stomata perigen; sel tetangga yang berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
3. stomata mesoperigen; sel disekeliling stomata, yaitu satu atau lebih seltetangga yang mempunyai asal-usul yang sama dengan sel penutup, sedangkan sel yang lain tidak.
Adapun bagianbagian stomata sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhihhtJ_ijxT1yEvO-7Dz8biCM2rD33HJMABwwYstr7NT7QAXwBlXl_szHqZ8yWtPMxgaWsgJvNS4JAlDl_KGg0z0cE8odp7GYYmV4sd1SwP9znITAcS-IHovzFO4OeDqwJDGe6ti_EDi8/s1600/Epidermis+pada+daun.gif
1.      Sel Penutup (Guard Cell)
Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas.
2.      Celah (Aperture = porus)
Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan osmosisnya.
3.      Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan selsel penutup.
4.      Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioazHQWJXus5Yl6kEqnskDtBFsqa2hb4PoSIH2PlMwVqRbEXs7rp_W4YH70OWsTkqdGCganHB1FtkE0uhxU6URAuFtt4o4ST52Akd1uoWvGs_HnzkjfcC1oYVKALIPhBVYvlx3kvNez80/s320/Stomata+terbuka+dan+tertutup.gif
Stomata terbuka dan tertutup

Rabu, 02 November 2011

Morfologi Tumbuhan ( Batang & Modifikasinya )

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang merupakan salah satu jalan tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan melakukan modifikasi bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang. Dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai bentuk adaptasi dan modifikasi yang dilakukan batang dalam mempertahankan hidup tumbuhan.

B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan makalah Morfologi Tumbuhan dengan topik Adaptasi dan Modifikasi Batang ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari adaptasi dan modifikasi batang.
2. Untuk mengetahui berbagai macam bentuk dan jenis adaptasi batang pada tumbuhan..
3. Untuk mengetahui berbagai macam bentuk dan jenis modifikasi batang
4. Untuk mengetahui contoh-contoh tumbuhan yang mengalami adaptasi batang dari habitat yang berbeda – beda.
5. Untuk mengetahui contoh-contoh tumbuhan yang mengalami modifikasi batang.
C. MANFAAT
Manfaat penulisan makalah Morfologi Tumbuhan dengan topik Batang dan Modifikasi Batang ini adalah agar pembaca lebih mengenal berbagai bentuk dan tujuan adaptasi serta modifikasi batang tumbuhan.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN ADAPTASI DAN BATANG
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan. Pada batang adaptasi sangat penting dilakukan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan tumbuhan yang bersangkutan.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang tumbuh dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa meristem apical yang terdapat dalam batang. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang melekat padanya. Beberapa sifat umum batang antara lain:
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yaitu dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku tersebut terdapat daun
3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari ( bersifat fototrop / heliotrope ).
4. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek seperti rumput & pada waktu batang masih muda.
5. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
6. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Sebagai bagian tubuh tumbuhan, tugas batang antara lain:
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu : bunga, daun, dan buah
2. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
Selain crri-ciri diatas batang juga memiliki beberapa fungsi yang diantaranya. :
1. Sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan lintasan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
2. Sebagai organ pembentuk dan penyangga daun
3. Sebagai tempat penyimpanan makanan
4. Sebagai lat perkembangbiakan vegetative.
B. PERBEDAAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya, yakni : 1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam, yaitu :
a.Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b.Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c.Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d.Stele/Silinderpusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
C. BENTUK ADAPTASI BATANG
Adaptasi yang dilakukan pada batang berkaitan dengan kecepatan angin, kesediaan dan unsur hara, lingkungan tempat hidup, ada tidaknya pengganggu, dan lain-lain. Adaptasi batang termasuk dalam adaptasi morfologi karena melibatkan perubahan struktur tubuh tumbuhan. Antara lain perubahan struktur jaringan, bentuk batang yang tidak pada umumnya, serta ditemukannya bagian-bagian baru dari batang.
Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan :
a. Tumbuhan yang Tidak Berbatang
Tumbuhan yang benar-benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), contoh pada lobak ( Raphanus sativus ) dan sawi ( Brassica juncea ). Tumbuhan ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang dan mendukung bunga-bunganya.
b. Tumbuhan yang Jelas Berbatang
Batang tumbuhan yang jelas terlihat dapat dibedakan menjadi :
1. Herbaceus
Herbaceus merupakan batang basah, yaitu batang yang lunak dan berair, ini merupakan tumbuhan yang biasanya beradaptasi pada kondisi tanah yang lembab dan tidak dapat tumbuh pada tanah yang kering.Misalnya bayam ( Amaranthus spinosus ) dan krokot ( Portulaca oleracea ).
2. Lignosus
Lignosus merupakan batang berkayu yang keras dan kuat. Ini terdapat pada pohon-pohon ( abores ) dan semak-semak ( frutices ). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar dan bercabang jauh dari permukaan tanah. Contoh pohon : mangga ( Mangifera indica ). Sedangkan semak adalah tumbuhan yang tidak begitu besar dan bercabang dekat dengan permukaan tanah bahkan di dalam tanah.Contoh semak : sidaguri ( Sida rhombifolia )
3. Calmus
Calmus merupakan batang rumput, mempunyai batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Tumbuhan ini beradaptasi pada habitat yang berair bahkan berlumpur. Contoh : padi ( Oryza sativa ) dan rumput ( Gramineae ).
4. Calamus
Calamus merupakan batang mendong, seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang. Contoh : mendong ( Fimbristylis globulosa ) dan teki ( Cyperus rotundus ).
Tumbuhan ada yang mempunyai caudex (pangkal batang di dalam tanah), di daerah panas pada musim kering dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri. Contohnya pada tumbuhan valerian dan klembak , bagian yang di atas tanah seringkali mati tetapi bagian yang di dalam tanah masih hidup, jika musim baik telah tiba, akan bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru.
Telah dijelaskan bahwa adaptasi batang dapat melibatkan perubahan struktur tubuh tumbuhan. Antara lain perubahan struktur jaringan, bentuk batang yang tidak pada umumnya, serta ditemukannya bagian-bagian baru dari batang. Berikut beberapa contoh adaptasi batang, diantaranya berdasarkan tempat hidup tumbuhan tersebut.
1. Pada Tanaman Hidrofita
Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai batang berongga yang berisi udara. Rongga udara ini berfungsi sebagai organ yang mendukung enceng gondok beradaptasi dengan lingkungan air sebagai habitat hidupnya. Dengan adanya rongga udara pada batang ini, tanaman enceng gondok dapat mengapung di atas permukaan air, sedangkan akarnya masih terdapat dalam air. Dengan kondisi yang seperti ini, akar dapat menyerap air, batang membantu daun dalam proses transpirasi, dan daun berfotosintesis.
2. Pada tanaman Xerofit
Sesuai habitat hidupnya, tanaman Xerofit seperti kaktus yang hidup di tempat yang kekurangan air, mempunyai tubuh batang yang berdaging tebal yang berfungsi untuk menyimpan air. Sifat batang tanaman ini adalah basah, terdapat duri yang merupakan modifikasi daun dan lapisan lilin yang berfungsi untuk mengurangi penguapan air. Selain batang yang berdaging tebal, kaktus juga memiliki akar yang panjang dan besar.
Selain yang telah diuraikan di atas, batang dapat melakukan adaptasi dengan melakukan modifikasi pada permukaan batangnya, antara lain sebagai berikut :
1. Berambut ( Pilosus )
Ini seperti pada tumbuhan tembakau ( Nicotiana tabacum ).
2. Berduri ( Spinosus )
Contohnya pada Mawar ( Rosa sp ), Bougenville, dan Putri Malu ( Mimosa pudica ), melindungi diri dengan batangnya yang berduri. Duri pada batang ini merupakan pennjelmaan batang atau dahan, yang berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa. Ini berbeda dengan duri yang ada pada kaktus, pada kaktus duri ditujukan untuk mengurangi penguapan, karena kaktus merupakan tumbuhan yang hidup pada daerah kekurangan air.
C. BENTUK BATANG
Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae). Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya.
Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain:
a. Bulat (teres), misalnya bambu, dan kelapa (Cocos nucifera L.)
Gambar 1. Batang bambu
b. Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
- Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang genjer dan teki (Cyperus rotundus).
Gambar 2. Batang Genjer
- Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
Gambar 3. Batang Markisa
c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula.Beberapa contohnya adalah :
- Kladodia (Cladodium)
Yaitu jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan.
Contoh: Kaktus (Opuntia vulgaris Mill.)
Gambar 4. Kaktus
E. BENTUK MODIFIKASI BATANG
Batang yang bentuknya berubah disebut batang yang telah mengalani modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis.
Pada batang, buku adalah tempat melekatnya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun berurutan disebut ruas. Kuncup yang terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal. Bersama kuncup aksilar, kuncup terminal akan menentukan bentuk dari percabangan.
Beberapa modifikasi batang antara lain:
a. Stolon / Geragih
Stolon adalah batang horizontal panjang yang menjalar di atas atau dalam tanah maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas membentuk individu baru. Cabang yang demikian itu dibedakan menjadi :
1. Cabang yang Merayap di Atas Tanah
Misalnya pada daun kaki kuda ( Centella asiatica ) dan arbei ( Fragraria
vesca ).
2. Cabang yang Merayap di Bawah Tanah
Misalnya teki ( Cyperus rotundus )
3. Cabang yang Merayap di Bawah Air
Dapat dijumpai misalnya pada eceng gondok ( Eichornia crassipes ).
Berikut beberapa contoh gambar salah satu jenis stolon :
Gambar 5. St. Augustine grass Gambar 6. Rumput teki
b. Rhizoma / Rimpang
Rimpang adalah batang di bawah tanah yang tumbuh horisontal dan biasanya bercabang, berbuku, beruas, daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan warnanya tidak hijau. Rimpang . Rimpang merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut (Maranta arundina L) dan iris
Rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar dengan ciri sebagai berikut:
1. berdaun, tetapi daun melekat pada buku, telah menjelma menjadi sisik-sisik yang tipis seperti selaput dan tidak hijau.
2. Mempunyai kuncup-kuncup
3. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, kadang ke atas dan muncul ke tanah
Berikut contoh gambar salah satu jenis rhizoma :
Gambar 7. Rhizoma
c. Umbi Batang
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan pembengkakan batang yang di dalamnya terdapat jaringan yang digunakan untuk menyimpan zat cadangan makanan. Ciri dari umbi batang adalah :
1. Berada di bawah permukaan tanah
2. Terdapat tunas
3. Batang menebal namun tidak tertutup daun sisik
4. Buku pada kuncup tiap ketiak tetap tampak .
Contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ). Pada pangkal batang kentang diatas tanah, tumbuh sejumlah geragih yang memasuki tanah dan menjadi panjang. Di saat
kegiatan meristem apeks di ujung geragih terhenti sehinnga tidak bertambah panjang. Sebagian tumbuh menjadi umbi kentang. Perbanyakan vegetative dapat dilakukan dengan menanam sebagian batang dengan tunas ketiaknya.
Berikut contoh gambar salah satu umbi batang :
Gambar 8. kentang
d.Umbi Lapis
Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik terhadap umbi. Sisik berdaging tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga berstruktur padat. Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunnya. Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis yaitu yang terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat cadangan, sedang batangnya hanya bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Contoh pada bawang merah ( Allium cepa ).
Gambar 9. Bawang merah
e. Kormus
Terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi sisik ( daun ) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang merupakan tunas yang berkembang di ketiak daun pada kormus induk. Seringkali kormel terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong geragih . Pada kormus dapat dibedakan ruas dan buku. Sebagian besar kormus terdiri dari parenkim yang berisi cadangan makanan. Pada kormus yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-buku dan menyelubungi serta menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus terhadap luka dan kekeringan. Di setiap buku kormus terdapat kuncup ( tunas ) ketiak. Contoh tanaman yang berkormus aalah Gladiolus gandavensis. Berikut contoh gambar dari kormus Gladiolus gandavensis :
Gambar 10. Gladiolus gandavensis
f. Umbi Sisik
Umbi ini tidak memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua melekat pada papan basal. Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab akan luka jika kekeringan. Pada waktu panen tampak bahwa pada umbi terdapat priordium akar. Akar ini tidak akan mengalami pemanjangan sebelum ditanam
pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili ( Lilium longiflorum ).
Gambar 11. Bunga lili
g. Umbi Semu
Umbi semu atau pseudobulbus sering ditemukan pada tanaman anggrek epifit. Pseudobulbus ini digunakan untuk menyimpan air.

Gambar 12. Bunga anggrek
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah dipaparkan dalam isi makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan. Pada batang adaptasi sangat penting dilakukan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan tumbuhan yang bersangkutan. Adaptasi batang termasuk dalam adaptasi morfologi karena melibatkan perubahan struktur tubuh tumbuhan. Sedangkan modifikasi batang merupakan salah satu jalan adaptasi tumbuhan dengan batang, sehingga batang mengalami perubahan bentuk.
2. Adaptasi batang suatu tumbuhan salah satunya disesuaikan dengan tempat hidup/habitat tumbuhan tersebut. Pada tanaman Xerofit, batang beradaptasi pada lingkungan yang kekurangan air dengan berdaging tebal sedangkan pada tanaman Hidrofit, batang beradaptasi pada lingkungan berair dengan rongga udara yang dimilikinya .
3. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Untuk keperluan menimbun cadangan makanan, batang dapat bermodifikasi menjadi Umbi Sisik, Kormus, Umbi Semu, Umbi Lapis, Umbi Batang, Rhizoma / Rimpang, dan Stolon / Geragih.
B. SARAN
1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi hendaknya lebih memahami bentuk adaptasi dan modifikasi pada batang, sehingga menjadi pengetahuan yang diperoleh dapat menjadi ilmu yang berarti.
2. Masyarakat, khususnya yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan hendaknya lebih mengetahui ilmu tentang modifikasi batang, karena beberapa modifikasi batang dapat dipergunakan untuk perkembangbiakan tumbuhan atau merupakan jalan reproduksi vegetatif pada beberapa tumbuhan.

Senin, 31 Oktober 2011

Makalah T3B ( Chrysophyta )


Makalah Taksonomi Tumbuhan Tak Berpembuluh
“DIVISI CHRYSOPHYTA”
Unsri.gif
DISUSUN OLEH :
     1. GUSTI AYU WIDAYANTI    (061014090 )
     2. WIDYA ASTUTI               ( 061014090 )
     3. APRILIA NOVITA             ( 06101409024 )
     4. KARTIKA                       ( 06101409032 )
     5. EKA FITRI CAHYANTI      ( 06101409033 )
DOSEN PENGASUH : Drs. Endang Dayat, M.Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PMIPA
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011


DIVISI CHRYSOPHYTA

1. Pengenalan Chrysophyta






                                                                                                                                         
           




Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani yang berarti dua emas. Warna yang berasal dari yang dominasi warna emas dari kedua Pigmen. chrysophytes adalah algae keemasan. Warna keemasan dari kloroplast chrysophyta (kromoplast) merupakan akibat dari dominasi kedua Pigmen, khususnya β-carotene, fucoxanthin dan xanthophylls. Pigmen utama fotosintesis adalah klorofil a dan c 1 serta c 2. Sel chrysophyta sebagian besar tersusun atas silikat. Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru. Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.


            Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas yang didasarkan pada persediaan
karbohidrat,struktur kloroplast,dan heterokontous flagella. Dalam Chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan c 1 serta c 2. dan karotenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menununjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamena). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak dua periplastida antara dua kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur. Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontous. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu flagel licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris. Chrysophytes yang dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : chrysomonads dan silicomonads. Chrysomonads hampir seluruhnya berada di air tawar, sedangkan silicomonads adalah di laut.

Ciri Talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella
heterodinamik yaitu sebagai berikut :
            · Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut                                    mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
            · Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut
            akronematik, mengarah ke posterior.
            · Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang
            merupakan tempat persediaan makanan.

KLASIFIKASI
Chrysophyta (Alga Emas)
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Chrysophyta

Tabel 1.1 karakteristik pengelompokan divisi chrysophyta
Kelompok
(nama umum)

Mayor
photo
synthetic
pigmen
Persediaan
karbohidrat
Dinding sel
flagella
Chrysophyceae
(alga coklat
keemasan)

Klorofil A,
C1 dan C2
fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
Skala, loriceae
heterokontous
Tribophyceae/
xantophycea (alga
hijau kekuningan)

Klorofil A,
C1 dan C2
Chrysolaminarin
(lukasin)
Pektin/dinding
selulosa
heterokontous
Bacillariophyceae
(diatomophyceae)



Klorofil A,
C1 dan C2
fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
Silica frustula
Gamet jantan
dengan satu
flagel dan
mastigonema

2. Karakteristik Chrysophyta
1. Bentuk tubuh
            Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalah Coccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya flagellated. Pigmen Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan xantofil. Disamping itu Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan di dalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.
 
2. Cadangan makanan
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin. Dan bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa phagotrophic dan kanjinya tidak menimbun.

3. Struktur sel
a. Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (contoh: Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (contoh: Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

b. Isi Sel
Pada Chrysophyta isi selnya (berinti tunggal memiliki plastida yang terdiri dari 1)

c. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.

d. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.

e. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies)
yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.




f. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.

g. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

4. Alat gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain). Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

5. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.

6. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.

7. Reproduksi
Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif.
Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu:
1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru).
2). Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).

3. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
            Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatoni. Tanah diaromae sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.
            Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu :
a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
b. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)

Uraian kelas-kelas chrysophyta :
a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
            Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru














Gambar Vaucheria sessilis menunjukkan struktur reproduktif (antheridium di antara dua oogonia)

Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu :
1. Uniseluler dan koloni dengan dinding silikat
2. Susunan tubuh :
- Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
- Berbentuk filament, contoh: tribonema
- Berbentuk tubular, contoh: vaucheria
3. Susunan sel:
Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada tribonema sp.
4. Alat gerak :
berupa dua buah flagel.
5. Isi sel :
Terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pirenoi.
6. Habitat :
Umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7. cadangan makanan :
Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
8. perkembangbiakan :
Secara vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi. Secara sporik, dengan pembentukan zoospore, contoh: botrydiopsis, tribonema. Dengan pembentukan aplanospora, contoh: botrydium. Secara gametik, dengan oogamet (oogami), contoh: vaucheria. Dengan isogamete (isogami), contoh: botrydium.

b. Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.







                                                            Ochromonas sp.







                                                                        Synura sp.

Ciri-ciri kelas chrysophyceae, yaitu :
1. Chrysophytes dengan kloroplas emas-coklat, berisi klorofil a dan c, dan mayoritas carotenes dan xanthophylls, termasuk fucoxanthin.
2. Susunan tubuh :
Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni
3. Susunan sel :
umumnya tidak mempunyai dinding sel, terdiri dari: lorika, contoh: sinura dan mallomonas atau bisa juga tersusun dari cakram kalsiumkarbonat, contoh: spyracospaera.

4. Alat gerak :
terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh: synura, dan syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon dan ocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, memiliki satu flagel.
5. Isi sel :
berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil a, b, dan c. Beta karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dan dinoxantin.
6. Habitat : terutama pada air tawr yang dingin
7. Cadangan makanan :
Cadangan makanan termasuk chrysolaminarin, yang dimodifikasi laminarin (leucosin) dan minyak.
8. Perkembangbiakan dilakukan secara :
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi
ada 2 macam, yaitu:
a. Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.
Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
b. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.

            Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapat diketemukan pada genus yang nonmotil, contoh: chysomonadales. Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami deferensiasi internal dari protoplasma yang sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane plasma dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membrane plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pori.




c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.





                                                           
                                                            Navicula sp.








                                                            Pinnularia sp


 









                                                Cyclotella sp.

                                                                                                             gambar bermacam-   macam 







 kerangka diatom.

 Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu :
1. Unisellular atau kolonial dengan dengan dinding sel tersusun oleh silikat
2. Susunan tubuh :
berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
3. Susunan sel :
- Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang
dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon. Epiteka dan hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah.
- Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar. Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.
4. Alat gerak :
flagel yang terdapat pada sperma

5. Isi sel :
berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin)
6. Habitat :
umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7. Cadangan makanan :
chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak,
8. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu:
a. Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru).
b. Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin). secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara: parthenogenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.